ANALISIS ENAM BESAR PARTAI POLITIK PADA PEMILU 1955 DAN PEMILU 2009

Pemilu tahun 1955
Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia yang saat itu masih berusia 10 tahundan dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.
Tiga bulan setelah kemerdekaan diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, pemerintah menyatakan keinginannya untuk menyelenggarakan pemilu pada awal tahun 1946. Hal itu dicantumkan dalam Maklumat X, atau Maklumat Wakil Presiden Mohammad Hatta tanggal 3 Nopember 1945, yang berisi anjuran tentang pembentukan partai-partai politik. Maklumat tersebut menyebutkan, pemilu untuk memilih anggota DPR dan MPR akan diselenggarakan bulan Januari 1946. Tetapi, berbeda dengan tujuan yang dimaksudkan oleh Maklumat X, pemilu 1955 dilakukan dua kali. Yang pertama, pada 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR diikuti oleh 29 partai politik dan individu. Yang kedua, 15 Desember 1955 untuk memilih anggota-anggota Dewan Konstituante.
Pemilu 1955 bahkan mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan. Yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya. Karena itu sosok pejabat negara tidak dianggap sebagai pesaing yang menakutkan dan akan memenangkan pemilu dengan segala cara. Karena pemilu kali ini dilakukan untuk dua keperluan, yaitu memilih anggota DPR dan memilih anggota Dewan Konstituante, maka hasilnya pun perlu dipaparkan semuanya.
Hasil Pemilu 1955 untuk Anggota DPR (Enam besar):
No Partai/Nama Daftar Suara % Kursi
1 Partai Nasional Indonesia (PNI) 8.434.653 22,32 57
2 Masyumi 7.903.886 20,92 57
3 Nahdlatul Ulama (NU) 6.955.141 18,41 45
4 Partai Komunis Indonesia (PKI) 6.179.914 16,36 39
5 Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 1.091.160 2,89 8
6 Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 1.003.326 2,66 8

Pemilu untuk anggota Dewan Konstituante dilakukan tanggal 15 Desember 1955. Jumlah kursi anggota Konstituante dipilih sebanyak 520, tetapi di Irian Barat yang memiliki jatah 6 kursi tidak ada pemilihan. Maka kursi yang dipilih hanya 514. Hasil pemilihan anggota Dewan Konstituante menunjukkan bahwa PNI, NU dan PKI meningkat dukungannya, sementara Masyumi, meski tetap menjadi pemenang kedua, perolehan suaranya merosot 114.267 dibanding-kan suara yang diperoleh dalam pemilihan anggota DPR.

Hasil Pemilu 1955 untuk Anggota Konstituante (Enam besar):
No Partai/Nama Daftar Suara % Kursi
1 Partai Nasional Indonesia (PNI) 9.070.218 23,97 119
2 Masyumi 7.789.619 20,59 112
3 Nahdlatul Ulama (NU) 6.989.333 18,47 91
4 Partai Komunis Indonesia (PKI) 6.232.512 16,47 80
5 Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 1.05 2,80 16
6 Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 988.810 2,61 16

Pada pemilu tahun 1955 hanya ada beberapa partai yang mengikuti pemilu,dan diantaranya beberapa partai besar seperti PNI, MASYUMI, NU, PKI, PSII, dan Parkindo. Proses perekrutan anggota dari masing-masing partai ini umumnya masih sangat identik dengan unsur kepentingan yang masih dalam tahap kecil dan umumnya belum bersifat universal,berikut bebrapa keterangan yang menyangkut partai peserta pemilu 1955:

1. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai ini merekrut aggotanya hanya yang berasal dari kalangan orang yang berpendidikan saja dan masih beraliran nasionalis hal ini bertujuan untuk mengumpulkan ide-ide para cendekiawan pada masa penjajahan belanda untuk memberikan solusi bagaimana memperjuangkan kemerdekaan indonesia. Banyak dari para pendiri PNI dibuang oleh belanda ke suatu daerah terpencil karena dianggap membahayakan pemerintah belanda pada saat itu.
PNI atau Partai Nasional Indonesia adalah partai politik tertua di Indonesia. Partai ini didirikan pada 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia dengan ketuanya pada saat itu adalah Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryo dan Mr Sunaryo.
Pada tahun 1928, partai ini berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai Nasional Indonesia. Pada tahun 1929 PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja.
Pada tahun 1931, pimpinan PNI, Ir. Soekarno diganti oleh Mr. Sartono. Mr. Sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo pada tanggal 25 April 1931. Moh. Hatta yang tidak setuju pembentukan Partindo akhirnya membentuk PNI Baru. Sedangkan Ir. Soekarno bergabung dengan Partindo. Hingga pada tahun 1955, PNI memenangkan Pemilihan Umum 1955.

2. Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)
berdiri pada tanggal 7 November 1945 di Yogyakarta. Partai politik ini didirikan pada sebuah kongres nasional pada tanggal 7-8 November 1945 dengan tujuan partai politik yang dimiliki oleh semua umat islam di indonesia. Namun pada akhirnya pada tahun 1960 presiden Soekarno membubarkan partai ini karean di duga para pemimpinya menjadi dalang dalam pemberontakan revolusioner di indonesia.
Masyumi merupakan partai politik yang dibentuk semasa pemerintah jepang yang guna menarik perhatian masyarakat indonesia dalam wadah islam.Para pemimpin Masyumi pun berasal dari ulama besar di masa itu. Baik Masyumi, NU,dan PSII merupakan sebuah partai politik yang memiliki aliran dan basis agama Islam sebagai fondasi berdirinya partai tersebut. Pada masa pemerintahan Soeharto, terjadi rehabilitasi sebagian dari tokoh-tokoh Masyumi, di mana beberapa tokoh-tokoh Masyumi diperbolehkan aktif kembali dalam politik dengan meleburkan diri ke dalam Partai Persatuan Pembangunan.
Menurut hasil Pemilihan Umum tahun 1955 merupakan partai paling besar sesudah PNI dan Partai Nahdatul Ulama. Pertumbuhan tersebut melampaui serangkaian proses kristalisasi yang cukup panjang.
Masyumi pada awalnya didirikan 24 Oktober 1943 sebagai pengganti MIAI karena Jepang memerlukan suatu badan untuk menggalang dukungan masyarakat Indonesia melalui lembaga agama Islam. Meskipun demikian, Jepang tidak terlalu tertarik dengan partai-partai Islam yang telah ada di zaman Belanda yang kebanyakan berlokasi di perkotaan dan berpola pikir modern, sehingga pada minggu-minggu pertama, Jepang telah melarang PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia) dan PII (Partai Islam Indonesia). Selain itu Jepang juga berusaha memisahkan golongan cendekiawan Islam di perkotaan dengan para kyai di pedesaan. Para kyai di pedesaan memainkan peranan lebih penting bagi Jepang karena dapat menggerakkan masyarakat mendukung Perang Pasifik, sebagai buruh atau tentara. Setelah gagal mendapatkan dukungan dari kalangan nasionalis di dalam Putera, Jepang mendirikan Masyumi.
Proses Perekruitan anggota dari partai masyumi dilakukan dari awal berdirinya sebagian besar adalah anggota Muhamamadiah, dan pesantren – pesantren yang berada di pulau jawa. Partai masyumi merupakan partai islam terbesar pada zamannya. Keanggotaannya di dapat karena kelompok kepentingan agama islam yang bergabung di dalam wadah Muhammadyah. Dan menjangkau pesantren – pesantren yang berada di pulau jawa terutama.

3. Partai Nahdatul Ulama
Partai Ini merupakan sebuah organisassi sebelum kemerdekaan indonesia yang berbasiskan islam,pada mulanya NU merupakan sebuah organisasi yang didirikan oleh para cendekiawan islam yang memiliki misi yang sama yaitu menegakkan ajaran islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat dalam wadah negara kesatuan republik indonesia.Partai NU merekrut para anggotanya yang memiliki pengetahuan tentang islam yang cukup tinggi untuk dijadikan pemimpinnya, partai Num memiliki landasan al-quran dan sunnah serta aliran rasionalis.
Seperti halnya parati masyumi, parati nahdatul ulama juga melakukan perekruitan anggota melalui wadah masyumi sebelum NU memisahkan diri. NU yang merupakan penolak gerakan modernisasi Islam. Anngoatnya juga banyakberasak dari pedesaan di jawa tengah dan jawa timur dengan kepercayaan yan masih banyak dipengaruhi agama Hndu dan kebudayaan kejawen yang telah hidup sejak jauh sebelum masuknya agama Hindu ke Pulau Jawa.

4. Partai Komunis Indonesia
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 dan dicap oleh rezim Orde Baru ikut mendalangi insiden G30S pada tahun 1965. Namun tuduhan dalang PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah terbukti secara tuntas, dan masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan bahwa pemberontakan itu didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa PKI tahun 1965 tidak terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini masih diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa orang yang lolos dari pembantaian anti PKI. Setidaknya lebih dari lima teori berusaha mengungkap kejadian tersebut. Namun teori-teori yang terkadang saling berlawanan menjadikannya diskusi besar sampai saat ini. Pada pemilu 1955, PKI menempati tempat keempat dengan 16% dari keseluruhan suara. Partai ini memperoleh 39 kursi (dari 257 kursi yang diperebutkan) dan 80 dari 514 kursi di konstituante.
Dalam hal ini PKI, juga hampir sama dengan Partai NU di Dalam popularitasnya di daerah pedesaan pulau jawa. Proses Rektuitmen Anggota PKI yaitu masyarakat yang mendukung komunisme dapat bergabun dengan partai ini.

5. Partai Syarikat Islam Indonesia ( PSII )
Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 (PSII 1905) ini lahir dengan mengacu pada pendirian Syarikat Dagang Islam yang bertahun 1905. Pada masa Orde baru, PSII kemudian berfusi dengan partai politik lain menjadi PPP karena tuntutan undang-undang dan menjadi organisasi kemasyarakatan. Setelah pemerintahan Soeharto turun, muncul dua kubu, yaitu PSII 1905 pimpinan Drs H Ohan Sudjana dan PSII pimpinan Taufiq R Tjokroaminoto.
Proses rekruitmen anggota PSII hampir sama dengan partai Nahdatul Ulama yang mendapat popularitas di daerah pedesaan pulau jawa dan juga di luar pulau jawa seperti sumatera dan sulawesi.

6. Partai Kristen Indonesia ( Parkindo )
Partai Kristen Indonesia adalah partai yang bergerak di bawah naungan agama Kristen yang emndapat popularitas untuk messa pendukung seperti d daerah – daerah yang belum terdapat pengaruh dari agama hindu dan islam. Seperti di daerah Maluku, Sulawesi Utara, Tapanuli Utara, NTT, Dan Pedalaman Kalimantan.
Proses rkruitmen angotanya adalah sebagian besar atau seluruh anggota dari partai ini adalah beragama Kristen.

Pemilu Tahun 2009
Pemilihan Umum Anggota DPR dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka yang perhitungannya didasarkan pada sejumlah daerah pemilihan, dengan peserta pemilu adalah partai politik. Pemilihan umum ini adalah yang pertama kalinya dilakukan dengan penetapan calon terpilih berdasarkan perolehan suara terbanyak, bukan berdasarkan nomor urut (pemilih memilih calon anggota DPR, bukan partai politik).Pemilihan Umum Anggota DPR 2009 diikuti oleh 38 partai politik. Pada 7 Juli 2008, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan daftar 34 partai politik yang dinyatakan lolos verifikasi faktual untuk mengikuti Pemilu 2009, dimana 18 partai diantaranya merupakan partai politik yang baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru mengganti namanya. 16 partai lainnya merupakan peserta Pemilu 2004 yang berhasil mendapatkan kursi di DPR periode 2004-2009, sehingga langsung berhak menjadi peserta Pemilu 2009.[2] Dalam perkembangannya, Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa seluruh partai politik peserta Pemilu 2004 berhak menjadi peserta Pemilu 2009, sehingga berdasarkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) DKI Jakarta No. 104/VI/2008/PTUN.JKT, KPU menetapkan 4 partai politik lagi sebagai peserta Pemilu 2009.

1. Partai Demokrat
Partai Demokrat adalah sebuah partai politik Indonesia yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Didirikan pada 9 September 2001 dan disahkan pada 27 Agustus 2003, partai ini pertama kali mengikuti pemilu pada tahun 2004 dan memenangkan suara sebanyak 7,45% (8.455.225) dari total suara dan mendapatkan kursi sebanyak 57 di DPR. Menjelang Pemilu 2004, popularitas partai ini cukup terdongkrak dengan naiknya popularitas Yudhoyono waktu itu. Bersama PKS, partai ini menjadi the rising star pada Pemilu kedua di era reformasi itu.
Rekruitmen anggotanya di dapat dari pendaftaran di kantor cabang parati di daerah mereka berdomisili. Partai ini melakukan pendidikan dan pelatihan kepada setiap anggotanya untuk bisa memimpin suatu organisasi kelak. Dan dapat memajukan partai yang bersangkutan.
Pada pemilu legislatif 2009, anggota partai demokrat juga bisa mencalonkan diri menjadi calon anggota legislatif utusan paratai ini dengan persyaratan yang bersifat internal dan berbeda antara satu partai dengan partai yang lainnya.

2. Partai Golongan Karya
Partai Golongan Karya (Partai Golkar), sebelumnya bernama Golongan Karya (Golkar) dan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), adalah sebuah partai politik di Indonesia. Partai GOLKAR bermula dengan berdirinya Sekber GOLKAR di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya 1964 oleh Angkatan Darat untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik. Dalam perkembangannya, Sekber GOLKAR berubah wujud menjadi Golongan Karya yang menjadi salah satu organisasi peserta Pemilu.
Proses rekruitmen partai golkar pada masa sebelum reformasi atau pada awal masa orde baru, semua pegawai negri sipil wajib masuk partai golkar, ditambah dengan para petani, nelayan dan masyrakat lain yang ingi bergabung dengan partai ini. Namun pada saat ini kebebasan berpolitik sangat dibuka lebar jadi PNS yang awalnya wajib masuk partai golkar, sekarang telah bebas memilih pertai mereka sesuai dengan hati nurani mereka. Pada saat ini keanngotaan partai golkar terdiri dari berbagai macam lapisan masyarakat yang masuk dan bergabung dengan partai golkar dengan mendaftarkan diri di kantor cabang partai golkar di daerah masing – masing.
Pada pemilu legislatif 2009, anggota partai golkar juga bisa mencalonkan diri menjadi calon anggota legislatif utusan paratai ini dengan persyaratan yang bersifat internal dan berbeda antara satu partai dengan partai yang lainnya.

3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Lahirnya PDI-P dapat dikaitkan dengan peristiwa 27 Juli 1996. Hasil dari peristiwa ini adalah tampilnya Megawati Soekarnoputri di kancah perpolitikan nasional. Walaupun sebelum peristiwa ini Megawati tercatat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia dan anggota Komisi I DPR, namun setelah peristiwa inilah, namanya dikenal diseluruh Indonesia.
Sistem perekruitan anggota partai ini hampir sama dengan partai lainnya yaitu dengan mendaftarkan diri ke kantor cabang partai PDIP di daerah masing – masing dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh partai ini.
Pada pemilu legislatif 2009, anggota PDIP juga bisa mencalonkan diri menjadi calon anggota legislatif utusan paratai ini dengan persyaratan yang bersifat internal dan berbeda antara satu partai dengan partai yang lainnya

4. Partai keadialan Sejahtera
Pada 20 Juli 1998 PKS berdiri dengan nama awal Partai Keadilan (disingkat PK) dalam sebuah konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Presiden (ketua) partai ini adalah Nurmahmudi Isma'il.
Pada pemilu legislatif 2009, anggota PKS juga bisa mencalonkan diri menjadi calon anggota legislatif utusan paratai ini dengan persyaratan yang bersifat internal dan berbeda antara satu partai dengan partai yang lainnya

5. Partai Amanat Nasional
Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto, PPSK Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet.
Pada Pemilu 2004, PAN mencalonkan pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo sebagai calon presiden untuk dipilih secara langsung. Pasangan ini meraih hampir 15% suara nasional.
Perekruitan anggota ini pada umumnya didapat di daerah Yogyakarta. Karena daerah ini masih merupakan kantong besar perolehan suara tyerbanyak Pan dan ditembah dengan daerah – daerah lain separti di sumatera dan jawa timur.

6. Partai Persatuan Pembangunan
Pada saat pendeklarasiannya pada tanggal 5 Januari 1973 partai ini merupakan hasil gabungan dari empat partai keagamaan yaitu Partai Nadhatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Perti dan Parmusi. Ketua sementara saat itu adalah H.M.S Mintaredja SH. Penggabungan keempat partai keagamaan tersebut bertujuan untuk penyederhanaan sistem kepartaian di Indonesia dalam menghadapi Pemilihan Umum pertama pada masa Orde Baru tahun 1973.
Perekruitan partai ini merupakan perekruitan yang seratus persen merupakan umat islam. Suara terbanyak untuk PPP biasanya di daerah Nangroe Aceh Darussalam. Tapi pada pemilu 2009 telah sedikit berkurang karena adanya partai lokal dan parati baru yang telah menarik simpati masyarakat Aceh. Daerah lainnya adalah jawa timur dan jawa barat.

KESIMPULAN
Perkembangan kehidupan berpolitik di Indonesia sangat memperlihatkan kemajuan dalam hal kebebasan mengeluarkan pendapat dan berserikat, berdasarkan UUD 1945 pasal 28. Kalau kita bandingkan pelaksanan pemilu pada than 1955 dan tahun 2009, maka pada tahun 2009 telah banyak kemajuan – kemajuan yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat untuk memajukan pemilu tersebut. 

Pada pemilu 1955 terdapat enam partai besar yang memiliki suara terbanyak yaitu. PNI ( Partai Nasional Indonesia ), Partai Masyumi, Partai Nahdatul Ulama, Partai Komunis Indonesia ( PKI ), Partai Syarikat Islam Indonesia ( PSII ), dan Partai Kristen Indonesia ( Parkindo ). Dan pada pemilu tahun 2009 partai besar berdasarkan jumlah pendukungnya adalah Partai Demokrat, Partai Golongan Karya ( Golkar ), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP), Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ), Partai Amanat Nasional ( PAN ), Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ).

Dari kenyataan yang telah terjadi pada kehidupan politik di Indonesia, maka telah jelas bahwa pada saat sekarang ini kebebasan berpolitik di Indonesia telah sangat di perhatikan dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam sendi – sendi kehidupan di Indonesia. Kebebesan berpolitik di Indonesia pada saat ini memang telah mendapat suatu apresiasi besar dari seluruh lapisan dan pemerintah di Indonesia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment