Birokrasi Indonesia menuju Postmodern Organization

saya rasa birokrasi Indonesia dapat menjadi postmodern organization, dengan berpegang pada keyakinan tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini untuk diwujudkan asalkan ada niat, usaha maksimal yang mengarah kesana dan tetap berkomitmen terhadap suatu perubahan yang diinginkan tersebut. Terlebih, yang telah kita ketahui semua bahwa birokrasi secara umum dari awal kemunculan adanya suatu birokrasi, selalu mengalami perubahan, kita ingat bahwa diawali oleh birokrasi klasik kemudian birokrasi neoklasik selanjutnya birokrasi modern dan akan berlanjut kepada birokrasi postmodern organization. Dan memang jelas bahwa yang abadi adalah hanya perubahan. Paling tidak, birokrasi Indonesia juga akan berubah, entah itu akan mengarah kepada tipe ideal dari postmodern organization atau malah hanya "mengawinkan" bentuk-bentuk ideal dari modern organization dengan postmodern organization yang mungkin dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan birokrasi Indonesia dan sesuai dengan situasi birokrasi di Indonesia itu sendiri.Saya pikir birokrasi Indonesia ke depan nanti dapat berubah, bertransformasi menuju postmodern organization karena di dalamnya terdapat nilai-nilai baru yang dianggap ideal dibandingkan yang telah ada sebelumnya. Namun saat ini masih sulit, sebab nilai-nilai organisasi/ birokrasi lama masih diyakini sebagai sesuatu yang dapat diandalkan. Dan pada umumnya untuk merubah sesuatu akan butuh waktu, entah itu singkat atau lama dan butuh proses panjang, karena yang dihadapi adalah sesuatu hal yang kompleks. Apalagi budaya birokrasi modern cukup melekat dalam masyarakat walaupun masyarakat sebenarnya tidak menyukai dan merubah suatu budaya atau kultur tidaklah mudah, barangkali bagai memecah batu besar menjadi serpihan. Baiknya lagi, usaha ini telah dirintis dengan adanya penyederhanaan atau perampingan SOTK pada Instansi Pemerintah, tentu Indonesia bisa merubah birokrasinya. Saya teringat apa yang dikatakan oleh Presiden SBY disela-sela forum diskusi CaPres dengan KADIN Indonesia, dari audiens ada yang menanyakan tentang bagaimana birokrasi ke depan nanti perihal dalam kampanyenya menyatakan untuk "Melanjutkan" apa yang telah ada, dan Presiden menjawab bahwa yang dilanjutkan dalam birokrasi disini adalah reformasi birokrasi yang terus diupayakan agar mengalami yang signifikan salah satunya bagi para investor dan usahawan. Reformasi birokrasi disini adalah perubahan birokrasi, dengan meninggalkan cara dan hal-hal yang buruk dan tidak layak lagi digantikan dengan cara yang lebih efisien, efektif, positif, dan sustainable. Yang buruk ditinggalkan dan dirubah, yang baik tetap dipertahankan dan ditingkatkan.Menanggapi hal lain yaitu tentang hidup tanpa birokrasi dan menghilangkan birokrasi, saya berpendapat bahwa kita hidup berdampingan dan berhubungan dengan birokrasi sehingga tidak dapat begitu saja menghilangkan yang namanya birokrasi. Jika boleh saya anggap birokrasi = organisasi baik publik atau privat, maka birokrasi justru dalam hal ini malah diperlukan, mengingat peranan daripada organisasi publik atau privat itu terhadap kita dan juga sebaliknya. Mungkin, birokrasi ada dan hadir karena ada kita, tapi kita tidak lah hadir cuma karena birokrasi. Dengan hadirnya birokrasi merupakan suatu mekanisme yang mengatur, mengarahkan, melaksanakan, dsb., sebab birokrasi memang suatu hal yang rumit dan kompleks dan pada umumnya orang banyak tidak menyukai sesuatu hal yang rumit dan kompleks seperti itu. Baiknya birokrasi disederhanakan, mungkin dengan menghilangkan birokrasi bukan menjadi solusi yang tepat saat ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment